Minggu, 23 Agustus 2015

contoh laporan praktik klinik keperawatan

Praktik Klinik Lapangan emang menyenangkan, awal awal emang pasti deg degan
takut ling lung, takut gabisa , takut galau , lah ? (haha)
eh pas diakhir PKL tugas laporan yang seabrek abrek membayang bayang dikepala,
ininih yang biasanya paling males dikerjain sama anak PKL
tapi jangan takut jangan kawatir dan jangan buang sampah sembarangan !
nih tenang ada contoh laporan akhir praktik klinik , entah buat patokan kamu kamu atau hanya sekedar referensi aja
semoga bermanfaat yaa

LAPORAN AKHIR PRAKTIK KLINIK LAPANGAN
RUMAH SAKIT TK.II MOH RIDWAN MEURAKSA
TAHUN AJARAN 2013/2014

DISUSUN OLEH :

RIESHA WIRA NINGRUM
                                              Nis. 133140059


YAYASAN PEMBINAAN IPTEK, KESEHATAN, DAN KESEJAHTERAAN KURNIA
SMK KESEHATAN ZAMZAM KURNIA
KOMPETENSI KEAHLIAN KEPERAWATAN
Jl. Raya Karang Satria No.12 (Rawa Kalong), KarangSatria Tambun Utara
Telp. (021)-8815530, Fax (021) 8834822  


KATA PENGANTAR

                        Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga Laporan Praktek Kerja Lapangan ini dapat diselesaikan tepat waktu. Semoga shalawat serta salam dilimpahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW, atas segenap keluarga, para sahabat dan mereka yang setia kepadanya. Harapan saya dengan diselesaikanya laporan ini, semoga memberi manfaat baik untuk diri sendiri agar dapat mengetahui lebih dalam mengenai dunia kerja dalam bidang kesehatan ataupun untuk pembaca yang bisa menjadikan laporan ini sebagai referensi.
  
  Dalam kesempatan ini  saya mengucapkan terimakasih kepada :
·         DR. Untung Sunarto MM.M,BK selaku kepala Rumah Sakit TK.II Moh.Ridwan Mewuraksa
·         Bapak-Ibu kepala ruangan Rumah Sakit TK.II Moh.Ridwan Meuraksa yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu
·         Bapak Rudi Fahrudin selaku kepala sekolah SMK Kesehatan Daerah Militer Jaya
·          Bapak H. Sridjono Mukmin SKM.MM, selaku ketua yayasan SMK Kesehatan Zamzam Kurnia
·         Ibu Dr. Hj. Sri Eka Kurniati, selaku kepala sekolah SMK Kesehatan Zamzam Kurnia
·         Seluruh guru SMK Kesehatan Zamzam kurnia yang telah membimbing saya dengan segala kearifannya
                                                                                                       






                                                                                                            Bekasi, 29 November 2014



                                                                                             Riesha Wira Ningrum






DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................

DAFTAR ISI...........................................................................................................................

MOTTO...................................................................................................................................

BAB I  PENDAHULUAN.....................................................................................................
A.  Latar Belakang Kegiatan..................................................................................................
B.  Latar Belakang R.S Moh. Ridwan Meuraksa...................................................................
C.   Latar Belakang SMK Kesehatan Zamzam Kurnia...........................................................
D.  Tujuan Penulisan..............................................................................................................

BAB II ISI
A.  Landasan Teori.................................................................................................................
B.     Laporan Asuhan Keperawatan.........................................................................................

1.  Laporan Asuhan Keperawatan R. IGD…………………………........…....…......………
2.  Laporan Asuhan Keperawatan R. Mawar…………………………...........…..........……
3.  Laporan Asuhan Keperawatan R. Anggrek………………………………..................…
4.  Laporan Asuhan Keperawatan R. Cempaka………………………...............……......…
5.  Laporan Asuhan Keperawatan R. Kencana……………………….................…………
6.   Laporan Asuhan Keperawatan R. ICU…………………………....................…………
7.  Laporan Asuhan Keperawatan R. Wijaya Kusuma………………..................…………
8.  Laporan Asuhan Keperawatan R. Dahlia………………………................…………….
               
BAB III  KESIMPULAN......................................................................................................
A.    Penutup............................................................................................................................
B.     Lampiran.........................................................................................................................
      a.     Absensi
      b.   ADL (AKTIVITY DAILY LIVING)
      c.    Mapping RS. Moh. Ridwan Meuraksa TK II.

                                                                 MOTTO
Bangunlah kesadaran diri untuk selalu berfikir, bersikap dan bertindak   dan berkarya  positif  (terbaik ) sebagai perawat

                                                   BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Kegiatan
Upaya besar bangsa Indonesia dalam meluruskan kembali arah pengembangan nasional yang telah dilaksanakan dalam tiga dasawarsa terakhir ini menuntun reformasi total kebijakan pembangunan dalam segala bidang. Untuk bidang kesehatan, tuntutan reformasi total tersebut masih adanya keseimbangan hasil pembangunan kesehatan antar daerah dan antar golongan, derajat kesehatan masyarakat yang masih tertinggal dibandingkan negara-negara tetangga dan kurangnya kemandirian dalam pembangunan kesehatan.
          Pembangunan kesehatan merupaka bagian integral dari pembangunan nasional. Dalam UU nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial, yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Sedangkan dalam konslisusi organisasi kesehatan dunia (WHO) tahun 1948 disepakati antara lain bahwa diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi tingginya adalah suatu hak yang fundamental bagi setiap orang tanpa membedakan ras, agama, politik yang dianut dan tingkat social ekonominya.

B.     Latar Belakang R.S TK.II MOH. Ridwan Meuraksa

Almarhum Mohammad Ridwan Meuraksa berasal dari Aceh. Ayahandanya adalah teungku Abdussalam dari Meuraksa ulama terkenal di Aceh dan menjadi anggota DPRD yang pertama di daerah itu. Ibunya bernama Sjamsiah binti Teungku Syech Ibrahim Lambhu. Almarhum Mohammad Ridwan Meuraksa dilahirkan pada tanggal 25 Maret 1922. Almarhum merupakan seorang anak baik, sabar dan suka bernyanyi dengan suaranya yang merdu.

Ia menyelesaikan sekolah HIS Muhammadiyah di Kutaraja (tahun 1928-1935) lalu melanjutkan ke Gouv, Mulo (SMP Negeri) dan melanjutkan pendidikan dokter di NIAS Surabaya (tahun 1939) namun terhenti karena meletusnya PD II, sehingga terhenti pada tahun 1942. Pada masa pemerintahan Jepang dibukalah Ika Daigaku (Sekolah Tinggi Kedokteran) yang menggabungkan GHS dan NIAS.

Almarhum mengikuti pendidikan ini pada tahun 1943-1945, namun tak sampai lulus karena ditangkap oleh Pemerintah Belanda selama beberapa hari di penjara Glodok, tetapi oleh Pimpinan Tinggi Kedokteran Prof.Dr.Soetomo Tjokronegoro bahwa Mohammad Ridwan tercatat sebagai mahasiswa yang sedang mengikuti kuliah sehingga dapat dibebaskan.

Dalam tugasnya sebagai Perwira Kesehatan Resimen VI Brigade Kian Santang/Siliwangi di Cikampek/Karawang. Drs.Med. Moh Ridwan Meuraksa meninggal dalam tugasnya di Gunung Batu (Jawa Barat ) pada tanggal 21 Januari 1948. Atas prakarsa Komandan Puskes AD, diusulkan untuk memberi nama Perwira Kesehatan TNI-AD Moh. Ridwan Meuraksa, Kapten Anumerta kepada Rumah Sakit Kodam Jaya dalam rangka pelestarian nama pahlawan yang gugur di medan bhakti dalam perjuangan  menegakkan Kemerdekaan Indonesia. 

Atas pengabdiannya dalam lapangan perikemanusiaan pada umumnya dan bidang kesehatan pada khususnya terhadap bangsa dan negara, maka  sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI telah menganugerahkan Satya Lencana Kebaktian Sosial (No.252/5.68 tertanggal 20 Mei 1968) kepada Drs.Med. Moh. Ridwan Meuraksa (Almarhum). Dokter yang disampaikan oleh Menteri Kesehatan Prof. Siwabessy kepada ahli waris almarhum di sebuah upacara di Departemen Kesehatan.

Atas persetujuan Kepala Staf AD dengan ST/457/1974, maka dengan Surat Keputusan diresmikan sebagai RS. Moh Ridwan Meuraksa pada tanggal 26 Oktober 1974.
VISI
Menjadi Rumah Sakit Pilihan Utama Dan Kebanggaan Prajurit, Pns Dan Keluarganya Di Wilayah Kodam Jaya, Serta Masyarakat Umum Di DKI Jakarta.

MISI
1. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Dan, Rujukan Yang Prima Dan Paripurna.
2. Memberikan Dukungan Kesehatan Yang Handal.
3. Mengembangkan Kemampuan Sumber Daya Yang Dimiliki Melalui Pendidikan Dan Pelatihan Sesuai Bidang Dan Profesinya.
4. Menyelenggarakan Penelitian Dan Pengembangan Yang Bermutu, Sesuai Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Tekhnologi Kedokteran.
MOTTO
E - SPIRIT
• Empati, Solid, Profesional, Iman, Ramah, Indah, Tertib 

C.      Latar Belakang SMK Zamzam Kurnia

             SMK kesehatan Zamzam Kurnia merupakan salah satu sarana dan wahana tempat melahirkan aktifitas dan kreatifitas serta peluang pekerjaan khususnya dibidang keperawatan/kesehatan masyarakat. Citra,cita dan motivasi adalah wadah kami utntuk memberikan pelayanan sebaik baiknya dengan mutu yang memuaskan, efisien yang dilandasi dengan semangat dan rasa tanggung jawab. Semoga niat kami melalui seberkas uraian prakata ini menjadi bahan renungan dan pertimbangan untuk memilih pendidikan dibidang keperawatan dan sekaligus merupakan awal kesinambungan yang baik menuju kesuksesan bersama generasi penerus bangsa dimasa yang akan datang.

                                    VISI
Terampil dalam mutu akademis dan non akademis, beriman dan berakhlak mulia , disiplin di era globalisasi.

                                                          MISI
1.    Memaksimalkan kemajuan umber daya manusia
2.    Meningkatkan prestasi akademis dan non akademis
3.    Menjadi sekolah unggulan diwilayahnya

D.    Tujuan Penulisan

            Tujuan umum untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat secara menyeluruh dalam memelihara kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan secara mandiri.
           Tujuan Khusus Dapat melaksanakan pengkajian keperawatan secara komprehensif pada individu dengan masalah Hipertensi.

            a. Dapat merumuskan dan mengidentifikasi diagnosa keperawatan pada perorangan dengan                     masalah Hipertensi
b.Dapat menetukan perencanaa keperawatan perorangan, dengan masalah Hipertensi
c. Dapat melaksanakan tindakan keperawatan perorangan, dengan masalah Hipertensi
d. Dapat melakukan evaluasi terhadap keberhasilan proses keperawatan pada perorangan             dengn masalah Hipertensi
e. Dapat mendokumentasikan tentang asuhan keperawatan perorangan terutama dengan              masalah Hipertensi


                                                                 BAB II ISI
 A. Landasan Teori Hipertensi

             Hipertensi darurat (emergency hypertension) : kenaikan tekanan darah mendadak (sistolik  ≥180 mm Hg dan / atau diastolik ≥120 mm Hg) dengan kerusakan organ target yang bersifat progresif, sehingga tekanan darah harus diturunkan segera, dalam hitungan menit sampai jam. Tekanan darah yang sangat tinggi dan terdapat kerusakan organ, sehingga tekanan darah harus diturunkan dengan segera (dalam menit atau jam) agar dapat membatasi kerusakan yang terjadi. Tingginya tekanan darah untuk dapat dikategorikan sebagai hipertensi darurat tidaklah mutlak, namun kebanyakan referensi di Indonesia memakan patokan >220/140.
 Etiologi
          Hipertensi emergensi merupakan spektrum klinis dari hipertensi dimana terjadi kondisi peningkatan tekanan darah yang tidak terkontrol yang berakibat pada kerusakan organ target yang progresif. Berbagai sistem organ yang menjadi organ target pada hipertensi emergensi ini adalah sistem saraf yang dapat mengakibatkan hipertensi ensefalopati, infark serebral, perdarahan subarakhnoid, perdarahan intrakranial; sistem kardiovaskular yang dapat mengakibatkan infark miokard, disfungsi ventrikel kiri akut, edema paru akut, diseksi aorta; dan sistem organ lainnya seperti gagal ginjal akut, retinopati, eklamsia, dan anemia hemolitik mikroangiopatik.
Faktor Resiko Krisis Hipertensi
Penderita hipertensi tidak minum obat atau tidak  teratur minum obat.
Kehamilan
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal.
Pengguna NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis tinggi. (luka bakar, trauma kepala, penyakit vaskular/ kolagen)

          Penderita hipertensi yang tidak terkontrol sewaktu - waktu bisa jatuh kedalam keadaan gawat darurat. Diperkirakan sekitar 1-8% penderita hipertensi berlanjut menjadi “Krisis Hipertensi”, dan banyak terjadi pada usia sekitar 30-70 tahun. Tetapi krisis hipertensi jarang ditemukan pada penderita dengan tekanan darah normal tanpa penyebab sebelumnya. Pengobatan yang baik dan teratur dapat mencegah insiden krisis hipertensi menjadi kurang dari 1 %.
Patofisiologi
Bentuk manapun dari hipertensi yang menetap, baik primer maupun sekunder, dapat dengan mendadak mengalami percepatan kenaikan dengan tekanan diastolik meningkat cepat sampai di atas 130 mmHg dan menetap lebih dari 6 jam. Hal ini dapat menyebabkan nekrosis arterial yang lama dan tersebar luas, serta hiperplasi intima arterial interlobuler nefron-nefron. Perubahan patologis jelas terjadi terutama pada retina, otak dan ginjal. Pada retina akan timbul perubahan eksudat, perdarahan dan udem papil. Gejala retinopati dapat mendahului penemuan klinis kelainan ginjal dan merupakan gejala paling terpercaya dari hipertensi maligna.
Otak mempunyai suatu mekanisme otoregulasi terhadap kenaikan ataupun penurunan tekanan darah. Batas perubahan pada orang normal adalah sekitar 60-160 mmHg. Apabila tekanan darah melampaui tonus pembuluh darah sehingga tidak mampu lagi menahan kenaikan tekanan darah maka akan terjadi udem otak. Tekanan diastolik yang sangat tinggi memungkinkan pecahnya pembuluh darah otak yang dapat mengakibatkan kerusakan otak yang irreversible.
Pada jantung kenaikan tekanan darah yang cepat dan tinggi akan menyebabkan kenaikan after load, sehingga terjadi payah jantung. Sedangkan pada hipertensi kronis hal ini akan terjadi lebih lambat karena ada mekanisme adaptasi. Penderita feokromositoma dengan krisis hipertensi akan terjadi pengeluaran norefinefrin yang menetap atau berkala.

Skema Patofisiologi Hipertensi Emergensi
           Aliran darah ke otak pada penderita hipertensi kronis tidak mengalami perubahan bila Mean Arterial Pressure ( MAP ) 120 mmHg – 160 mmHg, sedangkan pada penderita hipertensi baru dengan MAP diantara 60 – 120 mmHg. Pada keadaan hiper kapnia, autoregulasi menjadi lebih sempit dengan batas tertinggi 125 mmHg, sehingga perubahan yang sedikit saja dari TD menyebabkan asidosis otak akan mempercepat timbulnya oedema otak. Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:
·         Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya.
·         Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena arteriosklerosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon di dalam darah.
·         Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat. Sebaliknya, jika aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami pelebaran, dan banyak cairan keluar dari sirkulasi maka tekanan darah akan menurun.


Manifestasi Klinis
          Gambaran klinis krisis hipertensi umumnya adalah gejala organ target yang terganggu, diantaranya nyeri dada dan sesak nafas pada gangguan jantung dan diseksi aorta; mata kabur dan edema papilla mata; sakit kepala hebat, gangguan kesadaran dan lateralisasi pada gangguan otak; gagal ginjal akut pada gangguan ginjal; di samping sakit kepala dan nyeri tengkuk pada kenaikan tekanan darah umumnya. Gambaran klinik hipertensi darurat dapat dilihat pada table 2.
  Hipertensi Emergensi (darurat)
Tingginya TD yang dapat menyebabkan kerusakan organ sasaran tidak hany dari tingkatan TD aktual, tapi juga dari tingginya TD sebelumnya, cepatnya kenaikan TD, bangsa, seks dan usia penderita. Penderita hipertensi kronis dapat mentolelir kenaikan TD yang lebih tinggi dibanding dengan normotensi, sebagai contoh : pada penderita hipertensi kronis, jarang terjadi hipertensi ensefalopati, gangguan ginjal dan kardiovaskular dan kejadian ini dijumpai bila TD Diastolik > 140 mmHg. Sebaliknya pada penderita normotensi ataupun pada penderita hipertensi baru dengan penghentian obat yang tiba-tiba, dapat timbul hipertensi ensefalopati demikian juga pada eklampsi, hipertensi ensefalopati dapat timbul walaupun TD 160/110 mmHg.
Diagnosis
Diagnosis hipertensi emergensi harus ditegakkan sedini mungkin, karena hasil terapi tergantung kepada tindakan yang cepat dan tepat. Tidak perlu menunggu hasil pemeriksaan yang menyeluruh walaupun dengan data-data yang minimal kita sudah dapat mendiagnosis suatu krisis hipertensi

B. Asuhan Keperawatan IGD

RUANG IGD

Pengkajian keperawatan
I.IDENTITAS
Nama                                 : Ny.P
Umur                                 : 44 thn
Agama                               : islam
Pendidikan                       : SMP
Suku bangsa                    : Jawa/Indonesia
Pekerjaan/pangkat         : Ibu RT
Kesatuan                           : BPJS
Bahasa yang digunakan : Indonesia
Status perkawinan          : menikah
Alamat                              : jl.kp. cironggeng barat rt 01/008 desa wana jaya kec.cibitung bekasi
II.DATA WAKTU MASUK
Tanggal masuk                           : 19-okt-2014
Pengambilan Data                     : Wawancara Pasien
Diagnose medis waktu masuk : Hipertensi dan  TBC
III.DATA OBJEKTIF
a.tanda-tanda vital
·         Tekanan darah : 150/90 mmHg
·         Nadi                 : 90 kali/menit
·         Suhu                : 37 C
·         Respirasi         : 26 kali/menit

b.keadaan fisik


o   Pernafasan                                                         
o   Tidak ada keluhan
o   Secret
o   Sesak
o   Alat bantu
o   Pencernaan
o   Tidak ada keluhan
o   Mual
o   Muntah
o   Konstipasi
o   Diare
o   Nyeri perut
o   Urinaria
o   Tidak ada keluhan
o   Kateter
o    incon tinensia
o   Nyeri BAK
o   Cardiovascular
o   Tidak ada keluhan
o   Oedema
o   Chest pain


o   Otot sendi dan tulang
o   Tidak ada keluhan
o   Cacat
o   Gerakan terbatas
o   nyeri
o   Kulit
o   Tidak  ada keluhan
o   Kemerahan
o   Sianosis
o   Turgor
o   Lecet/luka

o   System hematologi
o   Tidak ada keluhan
o   Pucat
o   kemerahan
o   Sistem saraf pusat
§  Keluhan sakit kepala :
§  Tingkat kesadaran   : CM
o   Composmentis
o   Apatis
o   Somnolent
o   Soporkoma
o   Koma                                                   
o   Gangguan system persyarafan
o   Tremor
o   Kejang
o   Pelo
o   Paralise anggota gerak
o   Reflek fisiologis : tidak ada
o   Reflek patologis : tidak ada
o   Aktifitas
§  Mandiri
§  Ditolong dengan bantuan






Pengkajian
Sebelum sakit
     Di rumah sakit
1. Eliminasi
    BAK


 
  BAB  




2.Personal Hygiene





3.Pola nutrisi  





4.Pola istirahat           




5.Aktivitas lain lain
·         Frekuensi : 6 x/hari
·         Warna : kuning jernih
·         Keluhan : -
·         Alat bantu :

·         Frekuensi : 1 x/hari
·         Warna : kuning
·         Keluhan :
·         Pengguaan laxative :

·         Mandi : 2 x/hari
·         Oral hygiene :  2x/hari
·         Cuci rambut : 1x/hari


·         Makan : 3 x/hari
·         Nafsu makan : baik
·         Porsi makan : 1 porsi
·         Diet makanan : nasi biasa
·         Alat bantu makan : -

·         Tidur siang : - jam/hari
·         Tidur malam : 6 jam/hari
·         Sulit tidur : -
·         Bekerja : 9-10 jam/hari

·         Merokok : -
·         Minuman keras : -
·         Frekuensi :  7x/hari
·         Warna : kuning
·         Keluhan :
·         Alat bantu :

·         Frekuensi :  1 x/2hari
·         Warna : kuning
·         Keluhan :
·         Penggunaan laxative:-  

·         Mandi : -
·         Oral hygiene :1x/hari
Cuci rambut :-


·         Makan : 3 x/hari
·         Nafsu makan : baik
·         Porsi makan : 1/2 porsi
·         Diet makanan : nasi biasa 
·         Alat bantu makan : -

·         Tidur siang : 3 jam/hari
·         Tidur malam : 7 jam/hari
·         Sulit tidur : -
·         Bekerja : -

·         Merokok : -
·         Minuman keras : -

IV.RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU DAN KELUARGA
1. Riwayat penyakit dahulu :-         
2. Riwayat alergi (obat,makanan,binatang,lingkungan) :-
3.Riwayat dirawat/dioperasi :-
4.Obat yang biasa diminum :
Dosis :                                       sejak kapan :
5.Riwayat kesehatan/penyakit dalam keluarga : tidak ada



V.CATATAN KHUSUS
1. Pasien mengerti tentang penyakitnya : ya
2. interaksi dengan keluarga : harmonis
3. siapa keluarga yang paing dekat : anak
4. Aktivitas agama/ kepercayaan yang dilakukan : solat
5.dampak penyakit pasien terhadap keluarga : tdk ada
6. perubahan yang dirasakan pasien saat ini : pasien jadi tidak dapat melaksanakan aktivitas seperti biasanya . seperti : kerja setiap harinya.
Hasil pemeriksaan penunjang : H2TL
Hb : 7,8 g/uL, Hematokrit : 25% , Trombosit : 405.000/uL, Leukosit : 6100/uL
Diagnosa medis : Anemia
Diagnosa keperawatan : Penurunan aktivitas berhubungan dengan Hipertensi.

No
Hari/tgl
Data fokus
Diagnose kep
Intervensi
1.
26-oktober-2013
DS : -pasien mengatakan lemas
-          pasien mengatakan pusing
DO : Kesadaran : CM
Pasien tampak lemas
TTV :
TD : 140/80 mmHg
Suhu : 36 C
Nadi : 80 x/menit
RR : 18 x/menit
Penurunan aktivitas berhubungan dengan Hipertensi
-Monitor  TTV
-anjurkan pasien untuk istirahat
-anjurkan pasien untuk meningkatkan nafsu makan
-anjurkan pasien untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi
-kolaborasi dengan dokter pemberian obat hipertensi


Tgl/jam
Implementasi
Intervensi
26-oktober-2013
23.00

-Me-Monitor  TTV
-menganjurkan pasien untuk istirahat
-Menganjurkan pasien untuk meningkatkan nafsu makan
-Menganjurkan pasien untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi
-Berkolaborasi dengan dokter pemberian obat anemi
-Memberi transfuse darah sesuai dengan kebutuhan pasien dan sesuai dengan golongan darah pasien

                   
S : pasien mengatakan sudah tidak pusing lagi
O : pasien tampak sehat
A : masalah sudah teratasi
P : intervensi keperawatan dihentikan.



                                                              BAB III KESIMPULAN
A. Penutup
         Hipertensi atau tekanan darah tinggi diderita oleh hampir semua golongan masyarakat di seluruh dunia. Jumlah mereka yang menderita hipertensi terus bertambah;
terdapat sekitar 50 juta (21,7%) orang dewasa Amerika yang menderita hipertensi, Thailand 17%, Vietnam 34,6%, Singapura 24,9%, Malaysia 29,9%. Di Indonesia, prevalensi hipertensi berkisar 6-15%.1
Menurut perkiraan, sekitar 30% penduduk dunia tidak terdiagnosa adanya hipertensi (underdiagnosed condition). Hal ini disebabkan tidak adanya gejala atau dengan gejala ringan bagi mereka yang menderita hipertensi. Sedangkan, hipertensi ini sudah dipastikan dapat merusak organ tubuh, seperti jantung (70% penderita hipertensi akan merusak jantung), ginjal, otak, mata serta organ tubuh lainnya. Sehingga, hipertensi disebut sebagai silent killer.1
Penderita hipertensi yang tidak terkontrol sewaktu - waktu bisa jatuh kedalam keadaan gawat darurat. Diperkirakan sekitar 1-8% penderita hipertensi berlanjut menjadi “Krisis Hipertensi”, dan banyak terjadi pada usia sekitar 30-70 tahun. Tetapi krisis hipertensi jarang ditemukan pada penderita dengan tekanan darah normal tanpa penyebab sebelumnya. Pengobatan yang baik dan teratur dapat mencegah insiden krisis hipertensi menjadi kurang dari 1 %.2

B. SARAN
      Dari hasil kesimpulan yang telah dikemukakan maka dapat diberikan saran-saran sebagai  bahan masukan bagi pihak yang bersangkutan dalam rangka meningkatkan kualitas dalam  pelaksanaan Kesehatan  dalam rangka meningkatkan mutu kesehatan masyarakat, dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat, semoga dengan dibuatnya laporan ini dapat menjadikan acuan untuk kita semua dan sebagai memotivasi untuk membiasakan hidup sehat sejak dini dan nanti.

A.     ABSENSI (DIFOTOKOPI AJA )

B.     LAMPIRAN ADL

Hari/tgli : 19 – 10 – 2014
Ruang : IGD

Nama klien
Diagnosa
Therapi
jam
Tindakan
Hasil



21.30
Timbang terima operan

Tn. Sayuti
Hipertensi
IFVD Otsu- RL 20 tpm
20.30
EKG
Jantung baik




Membantu pasien dalam pemenuhan eliminasi
50cc kuning
Tn. Nandang
Dyspepsia
IFVD Otsu RL 20 tpm
20.50
Meganamnesa





Mengukur TTV
TD : 120/80 mmHg
S : 37
ND : 73x/mnt
RR : 25x/mnt
Ny. Partin
TBC

00.20
Menganamnesa





Mengukur TTV
TD : 150/90 mmHg
S : 37
ND : 73x/mnt
RR : 25x/mnt




EKG





Membantu RJP dalam tindakan pertolongan pertamamelakukan bagging
Tidak ada reaksi




Memberikan injeks pemicu jantung
Dokter menyatakan pasien sudah meninggal




Membantu dalam tindakan merapikan jenazah
Jenazah siap dipulangkan setelah 2 jam, untuk menunggu tanda tanda kematian yang pasti, seperti, lebam mayat, dingin, biru.
Tn. Edi
Syok, hipoglikemia
IFVD Otsu – RL 60 tpm
01.40
Menganamnesa pasien





Mengukur TTV





Memberi oksigen
5L/ mnt




EKG





Membantu dalam pemasangan infuse
Otsu RL 20 tpm




Membantu dalam pemasangan NGT
Klien tidak kooperatf
NGT gagal terpasang




Membantu dalam pemasangan kateter
500 cc
Kuning pekat




Mengantar pasien ke ruang ICU
Klien sampai di ICU dengan selamat
An. Josep
Faringitis, dispepsia
IFVD otsu – RL 20tpm
03.00
Menganamnesa pasien





Mengukur TTV
TD : 110/70
S : 37
ND : 62
RR: 25




Membantu dalam pemasangan infuse
Otsu RL 20 tpm




Mengantar pasien ke ruang Wijaya Kusuma

Ny. Tanti


04.00
Memperhatikan dalam pemeriksaan kehamilan

Tn. Agus
Luka sobek pada dahi sebelah kanan

07.00
Membantu dalam hetting ( menjahit luka sobek pada  dahi )
6 jahitan , terjahit rapih



07.20
korpe


Hari/tgli : 22 – 10 – 2014
Ruang : Mawar

Nama klien
Diagnosa
Therapi
jam
Tindakan
Hasil
Ny. E
Post SC
·         Infus RL 20 tts/menit
·         -          Injeksi amoxan 3 x 1 gr
·         -          Injeksi Alinamin F 3 x 1 amp
·         -          Injeksi Vitamin C 3 x 200 mg
13.30
14.00
14.50

14.55

15.00

15.30
-       Timbang terima operan
-       Verbeden
-       Menyuntikan Antibiotik (IV) pada Ny. E
-       Mengganti cairan infuse pada Ny. L
-       Perawatan Infus yang macet pada Ny. E
-       Mengukur TTV pada Ny. E


-       Mengukur TTV pada Ny.L
-       Pasien ada 13
-       1 verbed terpasang rapih
-       Antibiotic 10 cc sudahn diberikan
-       Otsu RL 20 TPM
-       Kolf : 4
-       Infuse lancer
TD : 140/90mmHg
S : 36,7  RR : 25
ND: 84
TD : 140/90mmHg
S : 36,7  RR : 25
ND: 84
Ny. L
Post partus normal
·         IFVD otsu RL 20 TPM
·         Laktafit
 1 x 1
·         Fe 1×1      Kalnek 3×1
·         Laktafit 1 x 1
·         Fe 1×1

-       Mengukur TTV pada Ny.P


-       Mengukur TTV pada Ny.M




-       Mengukur TTV pada Ny.I
TD : 140/90mmHg
S : 36,7  RR : 25
ND: 84
TD : 140/90mmHg
S : 36,7  RR : 25
ND: 84


TD : 140/90mmHg
S : 36,7  RR : 25
ND: 84
Ny. P
Post partus normal

16.30
-       Memberikan obat suppositorial pada Ny. N (Rectal)

-       Memberikan obat suppo sitorial
Pada Ny. M
1 obat suppositoria laxative telah diberikan
1 obat suppositoria laxative telah diberikan
Ny.M
Pre op kista
IFVD RL -20 TPM
16.40
Mengganti cairan infsu pada Ny. N
Otsu RL 20 TPM  kolf : 3
Ny. I
Post SC
IFVD RL
16.50
Memberikan obat antibiotic (IV) pada Ny. E
Obat antibiotic tela diberikan 10 cc
Ny. P
Post SC
IFVD RL

Memberikan obat antibiotic (IV) pada Ny. L
Obat antibiotic tela diberikan 10 cc
Ny. D
Post SC
IFVD RL

Up Infus pada Ny. L
Infuse telah dilepas
Ny. N
Post SC
IFVD RL
17.00
Mengganti pembalut ibu nifas pada Ny. R
Pembalut telah diganti ,nifas lochea rubra
Ny. M
Post SC
IFVD RL

Mengganti pembalut pada Ny. M
Pembalut telah diganti ,nifas lochea rubra
Ny. R
Post SC
IFVD RL

Mengganti pembalut pada Ny. M
Pembalut telah diganti ,nifas lochea rubra
Ny. T
Post pendarahan
IFVD RL

Pemeriksaan kehamilan pada Ny. K
Baik, DJJ  120x/mnt
Ny. K
Post SC
IFVD RL
1745
Membantu dalam mengganti perban
Baik, tidak ada perdarahan


Hari/tgli : 27 – 10 – 2014
Ruang : Anggrek

Nama klien
Diagnosa
Therapi
jam
Tindakan
Hasil
An. K
KDK
-       IFVD Otsu – RL 20 TPM
-       Nebu 1x1
-       Infix syr 2 x ½
-       CTM puyer
13.30
14.00
15.30







15.30
-       Timbang Terima Operan
-       Membaca buku laporan
-       Mengukur TTV An. K



-       Mengukur TTV an. C



-       Memberikan nebulizer  pada An. K
Pasien ada 2

S : 36,9 C
ND : 100x/mnt
RR : 30 x/mnt

S: 36,9 C
ND : 100x/mnt
RR : 30 x/mnt

Ventolin 3 cc



An. C
Febris
-       IFVD Otsu – RL 20 TPM
-       Ambroxol 3x1

17.00



18.30
-       Membagikan makanan pada An. K dan An. C


-       Mengambil hasil lab An. E
Diet : BB
Makanan telah diberikan

HB : 9,1 g/d
Leukesit : 10,800/Ul
LED : 70mm

An.  Z
thypoid
-IFVD Otsu RL 20 TPM
19.00


-       Verbeden

-       Mengantar dan merapikan pasien baru datang pada An. Z

-       Mengukur TTV



-       Menyuntikan antibiotic penurun panas pada An.Z
1 verbed terbuka telah disiapkan rapih
Pasien terlihat tenang

S : 37,8 C
ND : 84x/mnt
RR : 25x/mnt

Antibiotic telah diberikan 10 cc

Hari/tgli : 05 – 11 – 2014
Ruang : Cempaka

Nama klien
Diagnosa
Therapi
jam
Tindakan
Hasil
Tn. Ro
Fraktur

13.30
Timbang terima operan
Pasien 11
Tn. Ra
Post op Hernia
-       IVFD RL 20tpm
-       PCT 3x1
-       Ranitidine 2x1 amp IV
-       Inj. Ceftriaxon 2x1gr
13.50
-       Mengganti cairan infuse Tn. Ro

-       Perawatan dan monitoring oksigen Tn. Ro

-       Mengganti cairan infuse Tn. Ra

-       Memberikan obat dan menjelaskan cara pakai

Otsu RL 20 tpm kolf : 4

3L/mnt


Otsu RL 20 tpm kolf : 4

Ulsafat 3x1 30 mnt sebelum makan

Tn. S
Post Op Hernia
IVFD RL 20tpm
15.00
-       Membantu dalam tindakan mengganti perban ulkus DM kaki dekstra pada Ny. F
Perban telah diganti degan Nacl dan betadine.
Ny. F
Ulkus DM, Hipoglikemia
IVFD RL 20tpm
15.30
-       Membantu pasien pindah dari tempat tidur ke kursi roda pada Ny. K

-       Mengukur TTV
Pasien sudah boleh pulang, pasien telah di kursi roda dengan tenang




16.50
-       Membagikan makanan




17.00
-       Mengoplos obat Suntikan
Vial + Nacl 10cc
Ny. K
Post Op usu buntu, DM
IVFD RL 20tpm
17.04
Member suntikan (IV) pada Ny. Saini
Nacl + Vial 10 cc



17.06
-       Mengoplos obat Suntikan
Vial + Nacl 10cc



17.10
Member suntikan (IV) pada Ny. Saini
Nacl + Vial 10 cc



17.25
Perawatan eliminasi BAB pada Tn. Ro
BAB coklat


Hari/tgli : 05 – 11 – 2014
Ruang : Kencana

Nama klien
Diagnosa
Therapi
jam
Tindakan
Hasil



13.30
Timbang terima dinas

Tn. T
DM + Hipertensi
-       IVFD RL 500CC
-       Amiodoron tab 3x1
-       Tenapril tab 1x1
-       Nitrokaf 1x1
-       Apilet tab 3x1
-       Nadiklovenac 2x1
-       Aspar k tab 2x1
14.00



14.10






-       Melepas infuse  pada Tn. T


-       Melepas verbeden Tn. T


-       Verbeden
-       Verbeden
-       Verbeden
-       Merapikan pasien baru datang pada Tn.Y
Infuse terlepas pasien diperbolehkan untuk pulang
Vebed terlepas dan dimasukan kedalam bak kotor
Kamar 5
Kamar 5
Kamar 4
pasien tenang
Ny. Y
Post Op kista endometrium
-       Cepadroxol 2x1
-       Metronidozol 3x1
-       Asamefenamat 3x1
-       B.com C 2x1
15.00
16.00


16.20







-       Memberikan oksigen
-       Membantu dalam
pemasangan kateter pada Tn. Yu
-       Mengukur TTV Ny. Ya
-       Ny. L
-       Tn. M
-       Tn. T
-       Tn. U

-       Tn. M.Y
5 L/ mnt
Baik Urine keluar 100 cc

ND : 100/70mmHg
ND : 85x/mnt
S : 36 C
RR : 25 x/mnt

ND : 200/120mmHg
ND : 66x/mnt
S : 36 C
RR : 25 x/mnt




-        
16.50
-       Mengantar makanan
-       NT 2
-       BBDJRJ 1
-       BBDJRP 1
-       Sonde 1
-       BBDM 1
-       BBRGDM 1
Tn. N
SHN
-       Nitrokaf 2,5 mg x2
-       CPG 7,5mg  x 1
-       Aspilet 1x1
-       Kalk 1x1
-       NB 500 Inj 1x1
-       Simuas 20 mg x1
17.00
-       Memberikan obat injeksi ( IV ) pada Ny. L
-       Memberikan injeksi( IV ) pada Tn. Y
-       Mengecek GDS pada Tn. U
-       Memberikan insulin pada Tn. U
-       Mengantar pasien keruang ICU pada Tn. Y
Ranitidin 3cc

Ranitidin 3cc

294 g/dl

Tangan sebelah kanan, 10 UI, SC

Pasien sampai di ICU dengan selamat.
Ny. L
Post op OAgenusisnista

17. 15
-       Membantu dalam mobilisasi personal Hygiene pada Ny. Y
-       Menggantikan pempres pada Tn. Y
-       Memakaikan baju pada Ny. Y

Tn M
CHF, UAP

18.00
-       Menggantikan pempres pada Tn. Y

Tn. T
VES maligna


-       Memakaikan baju pada Ny. Y


Hari/tgli : 11 – 11 – 2014
Ruang : ICU

Nama klien
Diagnosa
Therapi
jam
Tindakan
Hasil
Ny. R
Recient Anterior MCI, Dyspepsia
-       IFVD RL 500 cc
-       Ranitidine inject 2x1
-       Captropil 12,5 x 2
-       Esvat 20x 1
-       Laxadin syr 1x1
-       CPC 1x1
-       Miniaspi 1x1
-       ISDN 3x5mg
-       Ulsafat syr 1x1
13.30



14.00




14.05


14.10
-       Timbang terima dinas
-       Membaca buku laporan
-       Membentu dalam pemasangan kateter
-       Memonitor TTV / jam




-       Membantu pasien dalam pemenuhan nutrisi pada Ny. R
-       Memberikan obat pada Ny. R
Pasin 2

Urine keluar 100 cc kuning
TD : 135/78mmHg
ND : 90x/mnt
S : 36 C
RR : 18
Makanan habis, tidak ada mual muntah.
Ulsafat syr
Tn. D
UAP
-       PO Plavix 1x 7,5 mg
-       Aspilet 1x 80mg
-       Slivastodin 1x10mg
-       Biosporol 1x5 mg
-       Inj arixtra 1x 2,5mg
-       Po omezaprol tab 2x 2 mg
-       Aprozol 1x 0,5 mg
-       Syr ulsafat 3x 15 cc
-       Laxadine 3x 1cc
-       Captropil 3 x 12,5 mg
14.15

14.20

16.00

17.00

17.10


17.20



20.00
-       Perawatan oksigenisasi pada Ny. R
-       Perawatan infuse pada Ny. R
-       Memberi obat pada Ny. R

-       Eliminasi urine

-       Mengganti pempres Tn. D


-       Mengganti verbed dengan pasien diatasnya pada Tn. D
-       Memonitor TTV / jam Ny. R




-       Memonitor TTV / jam Tn. D

3 L/ mnt

Infuse lancer 20 tpm
Esvat  1 tab
Laxadine syr 1 cc
1000 cc kuning pekat
Urine kecoklatan kurang lebih 1000 cc
Pasien kooperatif verbed sudah terpasang rapi
TD : 127/87mmHg
ND : 90x/mnt
S : 36 C
RR : 18

TD : 135/78mmHg
ND : 90x/mnt
S : 36 C
RR : 18





Hari/tgli : 20 – 11 – 2014
Ruang : Wijaya Kusuma

Nama klien
Diagnosa
Therapi
jam
Tindakan
Hasil




13.30
Timbang terima dinas





Membaca buku laporan

Tn. T
Dyspepsia, Hipertensi
-       IFVD Nacl 0,9 %
-       02 3L/mnt
-       Inj. Ondancentron 3ccx1
-       Cap. OMZ 1x20mg
-       Ulsafat 3x15cc
14.00
-       Eliminasi BAK pada Tn. T

-       Pemenuhan 02 pada Tn. T

-       Mengukur TTV Tn. T

-       Tn. S

-       Tn. Sa

-       Tn. Y

-       Tn. K

-       Tn. M

-       Tn. G
700cc, kuning pekat

3L / mnt


ND : 100/70mmHg
ND : 85x/mnt
S : 36 C
RR : 25 x/mnt







ND : 200/120mmHg
ND : 66x/mnt
S : 36 C
RR : 25 x/mnt


Tn. M
UAP
-       Po omezaprol tab 2x 2 mg
-       Aprozol 1x 0,5 mg
-       Syr ulsafat 3x 15 cc
-       Laxadine 3x 1cc
-       Captropil 3 x 12,5 mg
16.00
-       Mengoplos obat
-       Memberikan injeksi pada Tn. Sa (IV)
-       Mengoplos obat
-       Memberikan unjeksi pada Tn. Su
-       Mengoplos obat
-       Memberikan unjeksi pada Tn. W

-       Mengoplos obat
-       Memberikan unjeksi pada Tn. G

-       Mengoplos obat
-       Memberikan unjeksi pada Tn. Sr
Furosemid 10 cc


OMZ 2x1amp drip primperan

Drip lexoflaxoline inj prosogan 10 cc

Inj. Cefriaxone + Nacl 10cc


Inj. Inj. Cefriaxone + Nacl 10cc


Tn. S
DM Type II
-       IFVD 120 tpm
-       Inj. Cefoperazon 3 x 1
-       PCT 3x1
-       Curcuma 3x1
-       Ulsafat 3x1
-       Hepabalmce 3x1
17.00
-       Mengecek GDS Tn. Sr
-       Mengecek GDS Tn. Su
-       Menyuntik insulin SC Tn. Su
-       Menyuntik insulin SC Tn. Sr
-       Mengambil tabung oksigen
246 mg/ul
2014 mg/ul
8 UI

10 UI

1 tabung sendirian
Tn. M
Dyspepsia, Hipertensi
-       IFVD RL 20 tpm
-       Inj. Prosogan 2x1 amp
-       Inj. Ondansentran 3 x 1 amp
-       P.O captropil 12mgx1
-       Inpepsa 3x1

-       Mengganti transfuse darah Tn. Sa
-       Nebulizer Tn. W

-       Melepas infuse Tn. Sr

-       Perawatan Infus


-       Mengoplos obat
-       Memberikan unjeksi pada Ny. Sa
Golongan darah a

Ventolin 1 ampu;, sesak berkurang

9 pasien lancar tetesan  sesuai laporan
Prosogan 30 mg + Nacl 10 cc
Tn. Sr
Hipertensi
-       IFVD Nacl 0,9 %
-       Inj. Ceftriaxone 2x2gr
-       Injciprofloxacine 2 x 100 mg
-       PO. Paracetamol 3x 500 mg
-       Caco3 2x1
-       Biknat 3x1 tab
19.00











20.00
-       Mengoplos obat
-       Memberikan unjeksi pada Tn. Su (IV )
-       Mengoplos obat
-       Memberikan unjeksi pada Tn (IV)
-       Membantu dalam pemasangan infuse Tn. W
-       Membantu dalam pemasangan infuse Tn. S
-       Perawatan trafusi darah Tn. Sa
Prosogan 30mg + static  miopromadl 5cc




RL 20 tpm

RL 20 tpm
            Hari/tgl: 23-11 2014
Ruang : Dahlia

Nama klien
Diagnosa
Therapi
jam
Tindakan
Hasil




13.30
Timbang terima dinas





Membaca buku laporan

Ny. T
Dyspepsia, Hipertensi
-       IFVD Nacl 0,9 %
-       02 3L/mnt
-       Inj. Ondancentron 3ccx1
-       Cap. OMZ 1x20mg
-       Ulsafat 3x15cc
14.00





15.30





-       Eliminasi BAK pada Ny. T

-       Pemenuhan 02 pada Ny. T

-       Mengukur TTV Ny.T

-       Ny. S

-       Ny. Sa

-       Ny. Y

-       Ny. K

-       Ny. M

-       Ny. G
700cc, kuning pekat

3L / mnt


ND : 100/70mmHg
ND : 85x/mnt
S : 36 C
RR : 25 x/mnt







ND : 200/120mmHg
ND : 66x/mnt
S : 36 C
RR : 25 x/mnt


Ny. M
UAP
-       Po omezaprol tab 2x 2 mg
-       Aprozol 1x 0,5 mg
-       Syr ulsafat 3x 15 cc
-       Laxadine 3x 1cc
-       Captropil 3 x 12,5 mg
16.20
-       Mengoplos obat
-       Memberikan injeksi pada N. Sa (IV)
-       Mengoplos obat
-       Memberikan unjeksi pada Ny. Su
-       Mengoplos obat
-       Memberikan unjeksi pada Ny. W

-       Mengoplos obat
-       Memberikan unjeksi pada Ny. G

-       Mengoplos obat
-       Memberikan unjeksi pada Ny. Sr
Furosemid 10 cc


OMZ 2x1amp drip primperan

Drip lexoflaxoline inj prosogan 10 cc

Inj. Cefriaxone + Nacl 10cc


Inj. Inj. Cefriaxone + Nacl 10cc


Ny. S
DM Type II
-       IFVD 120 tpm
-       Inj. Cefoperazon 3 x 1
-       PCT 3x1
-       Curcuma 3x1
-       Ulsafat 3x1
-       Hepabalmce 3x1
17.00
-       Mengecek GDS Ny. Sr
-       Mengecek GDS Ny. Su
-       Menyuntik insulin SC Ny. Su
-       Menyuntik insulin SC Ny. Sr
-       Mengambil tabung oksigen
246 mg/ul
2014 mg/ul
8 UI

10 UI

1 tabung sendirian
Ny. M
Dyspepsia, Hipertensi
-       IFVD RL 20 tpm
-       Inj. Prosogan 2x1 amp
-       Inj. Ondansentran 3 x 1 amp
-       P.O captropil 12mgx1
-       Inpepsa 3x1
19.00
-       Mengganti transfuse darah Ny. Sa
-       Nebulizer Ny. W

-       Melepas infuse Ny. Sr

-       Perawatan Infus


-       Mengoplos obat
-       Memberikan unjeksi pada Ny. Sa
Golongan darah a

Ventolin 1 ampu;, sesak berkurang

9 pasien lancar tetesan  sesuai laporan
Prosogan 30 mg + Nacl 10 cc
Ny. Sr
Hipertensi
-       IFVD Nacl 0,9 %
-       Inj. Ceftriaxone 2x2gr
-       Injciprofloxacine 2 x 100 mg
-       PO. Paracetamol 3x 500 mg
-       Caco3 2x1
-       Biknat 3x1 tab












20.00
-       Mengoplos obat
-       Memberikan unjeksi pada Ny. Su (IV )
-       Mengoplos obat
-       Memberikan unjeksi pada Ny (IV)
-       Membantu dalam pemasangan infuse Ny. W
-       Membantu dalam pemasangan infuse Ny. S
-       Perawatan trafusi darah Ny. Sa
-       Mengambil darah Ny. Y
-       Melakukan skin test Ny. G
-       Mengganti perban ulkus DM
Prosogan 30mg + static  miopromadl 5cc




RL 20 tpm

RL 20 tpm



3 cc
Negative

Kaki kanan




Tidak ada komentar:

Posting Komentar