takut ling lung, takut gabisa , takut galau , lah ? (haha)
eh pas diakhir PKL tugas laporan yang seabrek abrek membayang bayang dikepala,
ininih yang biasanya paling males dikerjain sama anak PKL
tapi jangan takut jangan kawatir dan jangan buang sampah sembarangan !
nih tenang ada contoh laporan akhir praktik klinik , entah buat patokan kamu kamu atau hanya sekedar referensi aja
semoga bermanfaat yaa
LAPORAN
AKHIR PRAKTIK KLINIK LAPANGAN
RUMAH SAKIT TK.II MOH RIDWAN MEURAKSA
TAHUN AJARAN 2013/2014
DISUSUN OLEH :
RIESHA WIRA NINGRUM
RIESHA WIRA NINGRUM
Nis.
133140059
YAYASAN
PEMBINAAN IPTEK, KESEHATAN, DAN KESEJAHTERAAN KURNIA
SMK
KESEHATAN ZAMZAM KURNIA
KOMPETENSI
KEAHLIAN KEPERAWATAN
Jl.
Raya Karang Satria No.12 (Rawa Kalong), KarangSatria Tambun Utara
Telp.
(021)-8815530, Fax (021) 8834822
KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga Laporan Praktek Kerja Lapangan ini dapat diselesaikan tepat waktu. Semoga shalawat serta salam dilimpahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW, atas segenap keluarga, para sahabat dan mereka yang setia kepadanya. Harapan saya dengan diselesaikanya laporan ini, semoga memberi manfaat baik untuk diri sendiri agar dapat mengetahui lebih dalam mengenai dunia kerja dalam bidang kesehatan ataupun untuk pembaca yang bisa menjadikan laporan ini sebagai referensi.
Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih
kepada :
·
DR. Untung Sunarto MM.M,BK selaku
kepala Rumah Sakit TK.II Moh.Ridwan Mewuraksa
·
Bapak-Ibu kepala ruangan Rumah Sakit
TK.II Moh.Ridwan Meuraksa yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu
·
Bapak Rudi Fahrudin selaku kepala
sekolah SMK Kesehatan Daerah Militer Jaya
·
Bapak H. Sridjono Mukmin SKM.MM, selaku ketua
yayasan SMK Kesehatan Zamzam Kurnia
·
Ibu Dr. Hj. Sri Eka Kurniati, selaku
kepala sekolah SMK Kesehatan Zamzam Kurnia
·
Seluruh guru SMK Kesehatan Zamzam
kurnia yang telah membimbing saya dengan segala kearifannya
Bekasi, 29 November
2014
Riesha
Wira Ningrum
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................................
MOTTO...................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN.....................................................................................................
A. Latar Belakang Kegiatan..................................................................................................
A. Latar Belakang Kegiatan..................................................................................................
B. Latar Belakang R.S Moh. Ridwan Meuraksa...................................................................
C. Latar Belakang SMK Kesehatan Zamzam Kurnia...........................................................
D. Tujuan Penulisan..............................................................................................................
C. Latar Belakang SMK Kesehatan Zamzam Kurnia...........................................................
D. Tujuan Penulisan..............................................................................................................
BAB II ISI
A. Landasan Teori.................................................................................................................
B. Laporan Asuhan Keperawatan.........................................................................................
1. Laporan Asuhan Keperawatan R. IGD…………………………........…....…......………
2. Laporan Asuhan Keperawatan R. Mawar…………………………...........…..........……
3. Laporan Asuhan Keperawatan R. Anggrek………………………………..................…
4. Laporan Asuhan Keperawatan R. Cempaka………………………...............……......…
5. Laporan Asuhan Keperawatan R. Kencana……………………….................…………
6. Laporan Asuhan Keperawatan R. ICU…………………………....................…………
7. Laporan Asuhan Keperawatan R. Wijaya Kusuma………………..................…………
8. Laporan Asuhan Keperawatan R. Dahlia………………………................…………….
1. Laporan Asuhan Keperawatan R. IGD…………………………........…....…......………
2. Laporan Asuhan Keperawatan R. Mawar…………………………...........…..........……
3. Laporan Asuhan Keperawatan R. Anggrek………………………………..................…
4. Laporan Asuhan Keperawatan R. Cempaka………………………...............……......…
5. Laporan Asuhan Keperawatan R. Kencana……………………….................…………
6. Laporan Asuhan Keperawatan R. ICU…………………………....................…………
7. Laporan Asuhan Keperawatan R. Wijaya Kusuma………………..................…………
8. Laporan Asuhan Keperawatan R. Dahlia………………………................…………….
BAB III
KESIMPULAN......................................................................................................
A. Penutup............................................................................................................................
B. Lampiran.........................................................................................................................
a. Absensi
b. ADL
(AKTIVITY DAILY LIVING)
c. Mapping
RS. Moh. Ridwan Meuraksa TK II.
MOTTO
Bangunlah
kesadaran diri untuk selalu berfikir, bersikap dan bertindak dan
berkarya positif (terbaik ) sebagai perawat
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kegiatan
A. Latar Belakang Kegiatan
Upaya besar bangsa Indonesia dalam
meluruskan kembali arah pengembangan nasional yang telah dilaksanakan dalam
tiga dasawarsa terakhir ini menuntun reformasi total kebijakan pembangunan
dalam segala bidang. Untuk bidang kesehatan, tuntutan reformasi total tersebut
masih adanya keseimbangan hasil pembangunan kesehatan antar daerah dan antar
golongan, derajat kesehatan masyarakat yang masih tertinggal dibandingkan
negara-negara tetangga dan kurangnya kemandirian dalam pembangunan kesehatan.
Pembangunan kesehatan merupaka
bagian integral dari pembangunan nasional. Dalam UU nomor 23 tahun 1992 tentang
kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa
dan sosial, yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. Sedangkan dalam konslisusi organisasi kesehatan dunia (WHO) tahun 1948
disepakati antara lain bahwa diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi
tingginya adalah suatu hak yang fundamental bagi setiap orang tanpa membedakan
ras, agama, politik yang dianut dan tingkat social ekonominya.
B.
Latar Belakang R.S TK.II MOH. Ridwan Meuraksa
Almarhum Mohammad Ridwan Meuraksa
berasal dari Aceh. Ayahandanya adalah teungku Abdussalam dari Meuraksa ulama
terkenal di Aceh dan menjadi anggota DPRD yang pertama di daerah itu. Ibunya
bernama Sjamsiah binti Teungku Syech Ibrahim Lambhu. Almarhum Mohammad Ridwan
Meuraksa dilahirkan pada tanggal 25 Maret 1922. Almarhum merupakan seorang anak
baik, sabar dan suka bernyanyi dengan suaranya yang merdu.
Ia
menyelesaikan sekolah HIS Muhammadiyah di Kutaraja (tahun 1928-1935) lalu
melanjutkan ke Gouv, Mulo (SMP Negeri) dan melanjutkan pendidikan dokter di
NIAS Surabaya (tahun 1939) namun terhenti karena meletusnya PD
II, sehingga terhenti pada tahun 1942. Pada masa pemerintahan Jepang
dibukalah Ika Daigaku (Sekolah Tinggi Kedokteran) yang menggabungkan GHS dan
NIAS.
Almarhum
mengikuti pendidikan ini pada tahun 1943-1945, namun tak sampai lulus karena
ditangkap oleh Pemerintah Belanda selama beberapa hari di penjara Glodok,
tetapi oleh Pimpinan Tinggi Kedokteran Prof.Dr.Soetomo Tjokronegoro bahwa
Mohammad Ridwan tercatat sebagai mahasiswa yang sedang mengikuti kuliah
sehingga dapat dibebaskan.
Dalam
tugasnya sebagai Perwira Kesehatan Resimen VI Brigade Kian Santang/Siliwangi di
Cikampek/Karawang. Drs.Med. Moh Ridwan Meuraksa meninggal dalam tugasnya di
Gunung Batu (Jawa Barat ) pada tanggal 21 Januari 1948. Atas prakarsa Komandan
Puskes AD, diusulkan untuk memberi nama Perwira Kesehatan TNI-AD Moh. Ridwan
Meuraksa, Kapten Anumerta kepada Rumah Sakit Kodam Jaya dalam rangka
pelestarian nama pahlawan yang gugur di medan bhakti dalam perjuangan
menegakkan Kemerdekaan Indonesia.
Atas
pengabdiannya dalam lapangan perikemanusiaan pada umumnya dan bidang kesehatan
pada khususnya terhadap bangsa dan negara, maka sesuai dengan Peraturan
Pemerintah RI telah menganugerahkan Satya Lencana Kebaktian Sosial (No.252/5.68
tertanggal 20 Mei 1968) kepada Drs.Med. Moh. Ridwan Meuraksa (Almarhum). Dokter
yang disampaikan oleh Menteri Kesehatan Prof. Siwabessy kepada ahli waris
almarhum di sebuah upacara di Departemen Kesehatan.
Atas
persetujuan Kepala Staf AD dengan ST/457/1974, maka dengan Surat Keputusan
diresmikan sebagai RS. Moh Ridwan Meuraksa pada tanggal 26 Oktober 1974.
VISI
Menjadi
Rumah Sakit Pilihan Utama Dan Kebanggaan Prajurit, Pns Dan Keluarganya Di
Wilayah Kodam Jaya, Serta Masyarakat Umum Di DKI Jakarta.
MISI
1. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan
Dan, Rujukan Yang Prima Dan Paripurna.
2. Memberikan Dukungan Kesehatan Yang
Handal.
3.
Mengembangkan Kemampuan Sumber Daya Yang Dimiliki Melalui Pendidikan Dan
Pelatihan Sesuai Bidang Dan Profesinya.
4.
Menyelenggarakan Penelitian Dan Pengembangan Yang Bermutu, Sesuai
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Tekhnologi Kedokteran.
MOTTO
E - SPIRIT
• Empati, Solid,
Profesional, Iman, Ramah, Indah, Tertib
C.
Latar Belakang SMK Zamzam Kurnia
SMK kesehatan Zamzam Kurnia merupakan salah satu sarana dan wahana tempat
melahirkan aktifitas dan kreatifitas serta peluang pekerjaan khususnya dibidang
keperawatan/kesehatan masyarakat. Citra,cita dan motivasi adalah wadah kami
utntuk memberikan pelayanan sebaik baiknya dengan mutu yang memuaskan, efisien
yang dilandasi dengan semangat dan rasa tanggung jawab. Semoga niat kami
melalui seberkas uraian prakata ini menjadi bahan renungan dan pertimbangan
untuk memilih pendidikan dibidang keperawatan dan sekaligus merupakan awal
kesinambungan yang baik menuju kesuksesan bersama generasi penerus bangsa
dimasa yang akan datang.
VISI
Terampil dalam mutu akademis dan non akademis, beriman dan berakhlak mulia
, disiplin di era globalisasi.
MISI
1. Memaksimalkan kemajuan umber daya
manusia
2. Meningkatkan prestasi akademis dan
non akademis
3. Menjadi sekolah unggulan
diwilayahnya
D.
Tujuan Penulisan
Tujuan umum untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan
masyarakat secara menyeluruh dalam memelihara
kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan secara mandiri.
Tujuan
Khusus Dapat
melaksanakan pengkajian keperawatan secara komprehensif pada individu dengan
masalah Hipertensi.
a. Dapat merumuskan dan mengidentifikasi diagnosa
keperawatan pada perorangan dengan masalah Hipertensi
b.Dapat menetukan perencanaa keperawatan
perorangan, dengan masalah Hipertensi
c.
Dapat melaksanakan tindakan keperawatan perorangan, dengan masalah Hipertensi
d. Dapat
melakukan evaluasi terhadap keberhasilan proses keperawatan pada perorangan dengn masalah Hipertensi
e. Dapat mendokumentasikan tentang asuhan
keperawatan perorangan terutama dengan masalah Hipertensi
BAB II ISI
A. Landasan Teori Hipertensi
Hipertensi darurat (emergency hypertension) :
kenaikan tekanan darah mendadak (sistolik ≥180 mm Hg dan / atau diastolik
≥120 mm Hg) dengan kerusakan organ target yang bersifat progresif, sehingga
tekanan darah harus diturunkan segera, dalam hitungan menit sampai jam. Tekanan
darah yang sangat tinggi dan terdapat kerusakan organ, sehingga tekanan darah
harus diturunkan dengan segera (dalam menit atau jam) agar dapat membatasi
kerusakan yang terjadi. Tingginya tekanan darah untuk dapat dikategorikan
sebagai hipertensi darurat tidaklah mutlak, namun kebanyakan referensi di
Indonesia memakan patokan >220/140.
Etiologi
Hipertensi emergensi merupakan spektrum klinis dari
hipertensi dimana terjadi kondisi peningkatan tekanan darah yang tidak
terkontrol yang berakibat pada kerusakan organ target yang progresif. Berbagai
sistem organ yang menjadi organ target pada hipertensi emergensi ini adalah
sistem saraf yang dapat mengakibatkan hipertensi ensefalopati, infark serebral,
perdarahan subarakhnoid, perdarahan intrakranial; sistem kardiovaskular yang
dapat mengakibatkan infark miokard, disfungsi ventrikel kiri akut, edema paru
akut, diseksi aorta; dan sistem organ lainnya seperti gagal ginjal akut,
retinopati, eklamsia, dan anemia hemolitik mikroangiopatik.
Faktor Resiko Krisis Hipertensi
Penderita hipertensi tidak minum
obat atau tidak teratur minum obat.
Kehamilan
Penderita hipertensi dengan
penyakit parenkim ginjal.
Pengguna NAPZA
Penderita dengan rangsangan
simpatis tinggi. (luka bakar, trauma kepala, penyakit vaskular/ kolagen)
Penderita hipertensi yang tidak terkontrol sewaktu
- waktu bisa jatuh kedalam keadaan gawat darurat. Diperkirakan sekitar 1-8%
penderita hipertensi berlanjut menjadi “Krisis Hipertensi”, dan banyak terjadi
pada usia sekitar 30-70 tahun. Tetapi krisis hipertensi jarang ditemukan pada
penderita dengan tekanan darah normal tanpa penyebab sebelumnya. Pengobatan
yang baik dan teratur dapat mencegah insiden krisis hipertensi menjadi kurang
dari 1 %.
Patofisiologi
Bentuk manapun dari hipertensi yang menetap, baik
primer maupun sekunder, dapat dengan mendadak mengalami percepatan kenaikan
dengan tekanan diastolik meningkat cepat sampai di atas 130 mmHg dan menetap
lebih dari 6 jam. Hal ini dapat menyebabkan nekrosis arterial yang lama dan
tersebar luas, serta hiperplasi intima arterial interlobuler nefron-nefron.
Perubahan patologis jelas terjadi terutama pada retina, otak dan ginjal. Pada
retina akan timbul perubahan eksudat, perdarahan dan udem papil. Gejala
retinopati dapat mendahului penemuan klinis kelainan ginjal dan merupakan
gejala paling terpercaya dari hipertensi maligna.
Otak mempunyai suatu mekanisme otoregulasi terhadap
kenaikan ataupun penurunan tekanan darah. Batas perubahan pada orang normal
adalah sekitar 60-160 mmHg. Apabila tekanan darah melampaui tonus pembuluh
darah sehingga tidak mampu lagi menahan kenaikan tekanan darah maka akan
terjadi udem otak. Tekanan diastolik yang sangat tinggi memungkinkan pecahnya
pembuluh darah otak yang dapat mengakibatkan kerusakan otak yang irreversible.
Pada jantung kenaikan tekanan darah yang cepat dan
tinggi akan menyebabkan kenaikan after load, sehingga terjadi payah jantung.
Sedangkan pada hipertensi kronis hal ini akan terjadi lebih lambat karena ada
mekanisme adaptasi. Penderita feokromositoma dengan krisis hipertensi akan
terjadi pengeluaran norefinefrin yang menetap atau berkala.
Skema Patofisiologi Hipertensi Emergensi
Aliran darah ke otak pada penderita hipertensi
kronis tidak mengalami perubahan bila Mean Arterial Pressure ( MAP ) 120 mmHg –
160 mmHg, sedangkan pada penderita hipertensi baru dengan MAP diantara 60 – 120
mmHg. Pada keadaan hiper kapnia, autoregulasi menjadi lebih sempit dengan batas
tertinggi 125 mmHg, sehingga perubahan yang sedikit saja dari TD menyebabkan
asidosis otak akan mempercepat timbulnya oedema otak. Meningkatnya tekanan
darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:
·
Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa
terjadi sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya.
·
Arteri besar kehilangan kelenturannya dan
menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa
darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung
dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan
naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya
telah menebal dan kaku karena arteriosklerosis. Dengan cara yang sama, tekanan
darah juga meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil
(arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau
hormon di dalam darah.
·
Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa
menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan
fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam
tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga
meningkat. Sebaliknya, jika aktivitas memompa jantung berkurang, arteri
mengalami pelebaran, dan banyak cairan keluar dari sirkulasi maka tekanan darah
akan menurun.
Manifestasi Klinis
Gambaran klinis krisis hipertensi umumnya adalah gejala organ target yang terganggu, diantaranya nyeri dada dan sesak nafas pada gangguan jantung dan diseksi aorta; mata kabur dan edema papilla mata; sakit kepala hebat, gangguan kesadaran dan lateralisasi pada gangguan otak; gagal ginjal akut pada gangguan ginjal; di samping sakit kepala dan nyeri tengkuk pada kenaikan tekanan darah umumnya. Gambaran klinik hipertensi darurat dapat dilihat pada table 2.
Hipertensi Emergensi (darurat)
Tingginya TD yang dapat menyebabkan kerusakan organ
sasaran tidak hany dari tingkatan TD aktual, tapi juga dari tingginya TD
sebelumnya, cepatnya kenaikan TD, bangsa, seks dan usia penderita. Penderita
hipertensi kronis dapat mentolelir kenaikan TD yang lebih tinggi dibanding
dengan normotensi, sebagai contoh : pada penderita hipertensi kronis, jarang
terjadi hipertensi ensefalopati, gangguan ginjal dan kardiovaskular dan
kejadian ini dijumpai bila TD Diastolik > 140 mmHg. Sebaliknya pada
penderita normotensi ataupun pada penderita hipertensi baru dengan penghentian
obat yang tiba-tiba, dapat timbul hipertensi ensefalopati demikian juga pada
eklampsi, hipertensi ensefalopati dapat timbul walaupun TD 160/110 mmHg.
Diagnosis
Diagnosis hipertensi emergensi harus ditegakkan
sedini mungkin, karena hasil terapi tergantung kepada tindakan yang cepat dan
tepat. Tidak perlu menunggu hasil pemeriksaan yang menyeluruh walaupun dengan
data-data yang minimal kita sudah dapat mendiagnosis suatu krisis hipertensi
B. Asuhan Keperawatan IGD
RUANG IGD
Pengkajian
keperawatan
I.IDENTITAS
Nama : Ny.P
Umur : 44 thn
Agama : islam
Pendidikan : SMP
Suku
bangsa :
Jawa/Indonesia
Pekerjaan/pangkat : Ibu RT
Kesatuan : BPJS
Bahasa yang
digunakan : Indonesia
Status
perkawinan : menikah
Alamat : jl.kp.
cironggeng barat rt 01/008 desa wana jaya kec.cibitung bekasi
II.DATA WAKTU MASUK
Tanggal
masuk : 19-okt-2014
Pengambilan
Data : Wawancara
Pasien
Diagnose
medis waktu masuk : Hipertensi dan TBC
III.DATA OBJEKTIF
a.tanda-tanda
vital
·
Tekanan
darah : 150/90 mmHg
·
Nadi
: 90 kali/menit
·
Suhu
: 37 C
·
Respirasi : 26 kali/menit
b.keadaan
fisik
o
Pernafasan
o
Tidak
ada keluhan
o
Secret
o
Sesak
o
Alat
bantu
o
Pencernaan
o
Tidak
ada keluhan
o
Mual
o
Muntah
o
Konstipasi
o
Diare
o
Nyeri
perut
o
Urinaria
o
Tidak
ada keluhan
o
Kateter
o
incon tinensia
o
Nyeri
BAK
o
Cardiovascular
o
Tidak
ada keluhan
o
Oedema
o
Chest
pain
o
Otot sendi dan tulang
o
Tidak
ada keluhan
o
Cacat
o
Gerakan
terbatas
o
nyeri
o
Kulit
o
Tidak ada keluhan
o
Kemerahan
o
Sianosis
o
Turgor
o
Lecet/luka
o
System hematologi
o
Tidak
ada keluhan
o
Pucat
o
kemerahan
o
Sistem saraf pusat
§ Keluhan sakit kepala :
§ Tingkat kesadaran : CM
o
Composmentis
o
Apatis
o
Somnolent
o
Soporkoma
o
Koma
o
Gangguan
system persyarafan
o
Tremor
o
Kejang
o
Pelo
o
Paralise
anggota gerak
o
Reflek
fisiologis : tidak ada
o
Reflek
patologis : tidak ada
o
Aktifitas
§ Mandiri
§ Ditolong dengan bantuan
Pengkajian
|
Sebelum
sakit
|
Di rumah sakit
|
1. Eliminasi
BAK
BAB
2.Personal Hygiene
3.Pola nutrisi
4.Pola
istirahat
5.Aktivitas lain
lain
|
·
Frekuensi : 6
x/hari
·
Warna : kuning
jernih
·
Keluhan : -
·
Alat bantu :
·
Frekuensi : 1
x/hari
·
Warna : kuning
·
Keluhan :
·
Pengguaan
laxative :
·
Mandi : 2 x/hari
·
Oral hygiene
: 2x/hari
·
Cuci rambut :
1x/hari
·
Makan : 3 x/hari
·
Nafsu makan : baik
·
Porsi makan : 1 porsi
·
Diet makanan : nasi biasa
·
Alat bantu makan : -
·
Tidur siang : - jam/hari
·
Tidur malam : 6 jam/hari
·
Sulit tidur : -
·
Bekerja : 9-10 jam/hari
·
Merokok : -
·
Minuman keras : -
|
·
Frekuensi
: 7x/hari
·
Warna : kuning
·
Keluhan :
·
Alat bantu :
·
Frekuensi
: 1 x/2hari
·
Warna : kuning
·
Keluhan :
·
Penggunaan
laxative:-
·
Mandi : -
·
Oral hygiene
:1x/hari
Cuci
rambut :-
·
Makan : 3 x/hari
·
Nafsu makan : baik
·
Porsi makan : 1/2 porsi
·
Diet makanan : nasi biasa
·
Alat bantu makan : -
·
Tidur siang : 3 jam/hari
·
Tidur malam : 7 jam/hari
·
Sulit tidur : -
·
Bekerja : -
·
Merokok : -
·
Minuman keras : -
|
IV.RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU DAN KELUARGA
1. Riwayat penyakit
dahulu :-
2. Riwayat alergi
(obat,makanan,binatang,lingkungan) :-
3.Riwayat
dirawat/dioperasi :-
4.Obat yang biasa diminum :
Dosis : sejak kapan :
5.Riwayat kesehatan/penyakit dalam
keluarga : tidak ada
V.CATATAN
KHUSUS
1. Pasien mengerti tentang penyakitnya :
ya
2. interaksi dengan keluarga : harmonis
3. siapa keluarga yang paing dekat :
anak
4. Aktivitas agama/ kepercayaan yang
dilakukan : solat
5.dampak penyakit pasien terhadap
keluarga : tdk ada
6. perubahan yang dirasakan pasien saat
ini : pasien jadi tidak dapat melaksanakan aktivitas seperti biasanya . seperti
: kerja setiap harinya.
Hasil pemeriksaan penunjang : H2TL
Hb : 7,8 g/uL, Hematokrit : 25% ,
Trombosit : 405.000/uL, Leukosit : 6100/uL
Diagnosa medis : Anemia
Diagnosa keperawatan : Penurunan
aktivitas berhubungan dengan Hipertensi.
No
|
Hari/tgl
|
Data
fokus
|
Diagnose
kep
|
Intervensi
|
1.
|
26-oktober-2013
|
DS : -pasien mengatakan lemas
-
pasien
mengatakan pusing
DO : Kesadaran : CM
Pasien tampak lemas
TTV :
TD : 140/80 mmHg
Suhu : 36 C
Nadi : 80 x/menit
RR : 18 x/menit
|
Penurunan aktivitas berhubungan dengan Hipertensi
|
-Monitor TTV
-anjurkan pasien untuk istirahat
-anjurkan pasien untuk meningkatkan
nafsu makan
-anjurkan pasien untuk mengkonsumsi
makanan yang mengandung gizi
-kolaborasi dengan dokter pemberian
obat hipertensi
|
Tgl/jam
|
Implementasi
|
Intervensi
|
26-oktober-2013
23.00
|
-Me-Monitor TTV
-menganjurkan pasien untuk istirahat
-Menganjurkan pasien untuk
meningkatkan nafsu makan
-Menganjurkan pasien untuk
mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi
-Berkolaborasi dengan dokter pemberian
obat anemi
-Memberi transfuse darah sesuai dengan
kebutuhan pasien dan sesuai dengan golongan darah pasien
|
S : pasien mengatakan sudah tidak pusing lagi
O : pasien tampak sehat
A : masalah sudah teratasi
P : intervensi keperawatan dihentikan.
|
BAB III KESIMPULAN
A. Penutup
A. Penutup
Hipertensi
atau tekanan darah tinggi diderita oleh hampir semua golongan masyarakat di
seluruh dunia. Jumlah mereka yang menderita hipertensi terus bertambah;
terdapat
sekitar 50 juta (21,7%) orang dewasa Amerika yang menderita hipertensi,
Thailand 17%, Vietnam 34,6%, Singapura 24,9%, Malaysia 29,9%. Di Indonesia,
prevalensi hipertensi berkisar 6-15%.1
Menurut
perkiraan, sekitar 30% penduduk dunia tidak terdiagnosa adanya hipertensi
(underdiagnosed condition). Hal ini disebabkan tidak adanya gejala atau dengan
gejala ringan bagi mereka yang menderita hipertensi. Sedangkan, hipertensi ini
sudah dipastikan dapat merusak organ tubuh, seperti jantung (70% penderita
hipertensi akan merusak jantung), ginjal, otak, mata serta organ tubuh lainnya.
Sehingga, hipertensi disebut sebagai silent killer.1
Penderita
hipertensi yang tidak terkontrol sewaktu - waktu bisa jatuh kedalam keadaan
gawat darurat. Diperkirakan sekitar 1-8% penderita hipertensi berlanjut menjadi
“Krisis Hipertensi”, dan banyak terjadi pada usia sekitar 30-70 tahun. Tetapi
krisis hipertensi jarang ditemukan pada penderita dengan tekanan darah normal
tanpa penyebab sebelumnya. Pengobatan yang baik dan teratur dapat mencegah
insiden krisis hipertensi menjadi kurang dari 1 %.2
B. SARAN
Dari hasil
kesimpulan yang telah dikemukakan maka dapat diberikan saran-saran sebagai
bahan masukan bagi pihak yang bersangkutan dalam rangka meningkatkan
kualitas dalam pelaksanaan Kesehatan
dalam rangka meningkatkan mutu kesehatan masyarakat, dan meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan masyarakat, semoga dengan dibuatnya laporan ini dapat
menjadikan acuan untuk kita semua dan sebagai memotivasi untuk membiasakan
hidup sehat sejak dini dan nanti.
A. ABSENSI (DIFOTOKOPI AJA )
B. LAMPIRAN
ADL
Hari/tgli : 19 – 10 –
2014
Ruang : IGD
Nama
klien
|
Diagnosa
|
Therapi
|
jam
|
Tindakan
|
Hasil
|
21.30
|
Timbang
terima operan
|
||||
Tn.
Sayuti
|
Hipertensi
|
IFVD
Otsu- RL 20 tpm
|
20.30
|
EKG
|
Jantung
baik
|
Membantu
pasien dalam pemenuhan eliminasi
|
50cc
kuning
|
||||
Tn.
Nandang
|
Dyspepsia
|
IFVD
Otsu RL 20 tpm
|
20.50
|
Meganamnesa
|
|
Mengukur
TTV
|
TD
: 120/80 mmHg
S
: 37
ND
: 73x/mnt
RR
: 25x/mnt
|
||||
Ny.
Partin
|
TBC
|
00.20
|
Menganamnesa
|
||
Mengukur
TTV
|
TD
: 150/90 mmHg
S
: 37
ND
: 73x/mnt
RR
: 25x/mnt
|
||||
EKG
|
|||||
Membantu
RJP dalam tindakan pertolongan pertamamelakukan bagging
|
Tidak
ada reaksi
|
||||
Memberikan
injeks pemicu jantung
|
Dokter
menyatakan pasien sudah meninggal
|
||||
Membantu
dalam tindakan merapikan jenazah
|
Jenazah
siap dipulangkan setelah 2 jam, untuk menunggu tanda tanda kematian yang
pasti, seperti, lebam mayat, dingin, biru.
|
||||
Tn.
Edi
|
Syok,
hipoglikemia
|
IFVD
Otsu – RL 60 tpm
|
01.40
|
Menganamnesa
pasien
|
|
Mengukur
TTV
|
|||||
Memberi
oksigen
|
5L/
mnt
|
||||
EKG
|
|||||
Membantu
dalam pemasangan infuse
|
Otsu
RL 20 tpm
|
||||
Membantu
dalam pemasangan NGT
|
Klien
tidak kooperatf
NGT
gagal terpasang
|
||||
Membantu
dalam pemasangan kateter
|
500
cc
Kuning
pekat
|
||||
Mengantar
pasien ke ruang ICU
|
Klien
sampai di ICU dengan selamat
|
||||
An.
Josep
|
Faringitis,
dispepsia
|
IFVD
otsu – RL 20tpm
|
03.00
|
Menganamnesa
pasien
|
|
Mengukur
TTV
|
TD
: 110/70
S
: 37
ND
: 62
RR:
25
|
||||
Membantu
dalam pemasangan infuse
|
Otsu
RL 20 tpm
|
||||
Mengantar
pasien ke ruang Wijaya Kusuma
|
|||||
Ny.
Tanti
|
04.00
|
Memperhatikan
dalam pemeriksaan kehamilan
|
|||
Tn.
Agus
|
Luka
sobek pada dahi sebelah kanan
|
07.00
|
Membantu
dalam hetting ( menjahit luka sobek pada
dahi )
|
6
jahitan , terjahit rapih
|
|
07.20
|
korpe
|
Hari/tgli : 22 – 10 –
2014
Ruang : Mawar
Nama
klien
|
Diagnosa
|
Therapi
|
jam
|
Tindakan
|
Hasil
|
Ny.
E
|
Post
SC
|
·
Infus
RL 20 tts/menit
·
-
Injeksi amoxan 3 x 1 gr
·
-
Injeksi Alinamin F 3 x 1 amp
·
-
Injeksi Vitamin C 3 x 200 mg
|
13.30
14.00
14.50
14.55
15.00
15.30
|
- Timbang terima operan
- Verbeden
- Menyuntikan Antibiotik (IV)
pada Ny. E
- Mengganti cairan infuse pada
Ny. L
- Perawatan Infus yang macet pada
Ny. E
- Mengukur TTV pada Ny. E
- Mengukur TTV pada Ny.L
|
- Pasien ada 13
- 1 verbed terpasang rapih
- Antibiotic 10 cc sudahn
diberikan
- Otsu RL 20 TPM
- Kolf : 4
- Infuse lancer
TD : 140/90mmHg
S : 36,7 RR : 25
ND: 84
TD : 140/90mmHg
S : 36,7 RR : 25
ND: 84
|
Ny.
L
|
Post
partus normal
|
·
IFVD
otsu RL 20 TPM
·
Laktafit
1 x 1
·
Fe
1×1 Kalnek 3×1
·
Laktafit
1 x 1
·
Fe
1×1
|
- Mengukur TTV pada Ny.P
- Mengukur TTV pada Ny.M
- Mengukur TTV pada Ny.I
|
TD : 140/90mmHg
S : 36,7 RR : 25
ND:
84
TD : 140/90mmHg
S : 36,7 RR : 25
ND:
84
TD : 140/90mmHg
S : 36,7 RR : 25
ND:
84
|
|
Ny.
P
|
Post
partus normal
|
16.30
|
- Memberikan obat suppositorial
pada Ny. N (Rectal)
- Memberikan obat suppo sitorial
Pada
Ny. M
|
1
obat suppositoria laxative telah diberikan
1
obat suppositoria laxative telah diberikan
|
|
Ny.M
|
Pre
op kista
|
IFVD
RL -20 TPM
|
16.40
|
Mengganti
cairan infsu pada Ny. N
|
Otsu
RL 20 TPM kolf : 3
|
Ny.
I
|
Post
SC
|
IFVD RL
|
16.50
|
Memberikan
obat antibiotic (IV) pada Ny. E
|
Obat
antibiotic tela diberikan 10 cc
|
Ny.
P
|
Post
SC
|
IFVD RL
|
Memberikan
obat antibiotic (IV) pada Ny. L
|
Obat
antibiotic tela diberikan 10 cc
|
|
Ny.
D
|
Post
SC
|
IFVD RL
|
Up
Infus pada Ny. L
|
Infuse
telah dilepas
|
|
Ny.
N
|
Post
SC
|
IFVD RL
|
17.00
|
Mengganti
pembalut ibu nifas pada Ny. R
|
Pembalut
telah diganti ,nifas lochea rubra
|
Ny.
M
|
Post
SC
|
IFVD RL
|
Mengganti
pembalut pada Ny. M
|
Pembalut
telah diganti ,nifas lochea rubra
|
|
Ny.
R
|
Post
SC
|
IFVD RL
|
Mengganti
pembalut pada Ny. M
|
Pembalut
telah diganti ,nifas lochea rubra
|
|
Ny.
T
|
Post
pendarahan
|
IFVD RL
|
Pemeriksaan
kehamilan pada Ny. K
|
Baik,
DJJ 120x/mnt
|
|
Ny.
K
|
Post
SC
|
IFVD RL
|
1745
|
Membantu
dalam mengganti perban
|
Baik,
tidak ada perdarahan
|
Hari/tgli : 27 – 10 –
2014
Ruang : Anggrek
Nama
klien
|
Diagnosa
|
Therapi
|
jam
|
Tindakan
|
Hasil
|
An.
K
|
KDK
|
- IFVD Otsu – RL 20 TPM
- Nebu 1x1
- Infix syr 2 x ½
- CTM puyer
|
13.30
14.00
15.30
15.30
|
- Timbang Terima Operan
- Membaca buku laporan
- Mengukur TTV An. K
- Mengukur TTV an. C
- Memberikan nebulizer pada An. K
|
Pasien
ada 2
S
: 36,9 C
ND
: 100x/mnt
RR
: 30 x/mnt
S:
36,9 C
ND
: 100x/mnt
RR
: 30 x/mnt
Ventolin
3 cc
|
An.
C
|
Febris
|
- IFVD Otsu – RL 20 TPM
- Ambroxol 3x1
|
17.00
18.30
|
- Membagikan makanan pada An. K
dan An. C
- Mengambil hasil lab An. E
|
Diet
: BB
Makanan
telah diberikan
HB
: 9,1 g/d
Leukesit
: 10,800/Ul
LED
: 70mm
|
An. Z
|
thypoid
|
-IFVD
Otsu RL 20 TPM
|
19.00
|
- Verbeden
- Mengantar dan merapikan pasien
baru datang pada An. Z
- Mengukur TTV
- Menyuntikan antibiotic penurun
panas pada An.Z
|
1
verbed terbuka telah disiapkan rapih
Pasien
terlihat tenang
S : 37,8 C
ND : 84x/mnt
RR : 25x/mnt
Antibiotic telah diberikan 10 cc
|
Hari/tgli : 05 – 11 –
2014
Ruang : Cempaka
Nama
klien
|
Diagnosa
|
Therapi
|
jam
|
Tindakan
|
Hasil
|
Tn.
Ro
|
Fraktur
|
13.30
|
Timbang
terima operan
|
Pasien
11
|
|
Tn.
Ra
|
Post
op Hernia
|
- IVFD RL 20tpm
- PCT 3x1
- Ranitidine 2x1
amp IV
- Inj. Ceftriaxon
2x1gr
|
13.50
|
- Mengganti cairan infuse Tn. Ro
- Perawatan dan monitoring
oksigen Tn. Ro
- Mengganti cairan infuse Tn. Ra
- Memberikan obat dan menjelaskan
cara pakai
|
Otsu
RL 20 tpm kolf : 4
3L/mnt
Otsu
RL 20 tpm kolf : 4
Ulsafat
3x1 30 mnt sebelum makan
|
Tn.
S
|
Post
Op Hernia
|
IVFD RL 20tpm
|
15.00
|
- Membantu dalam tindakan
mengganti perban ulkus DM kaki dekstra pada Ny. F
|
Perban
telah diganti degan Nacl dan betadine.
|
Ny.
F
|
Ulkus
DM, Hipoglikemia
|
IVFD RL 20tpm
|
15.30
|
- Membantu pasien pindah dari
tempat tidur ke kursi roda pada Ny. K
- Mengukur TTV
|
Pasien
sudah boleh pulang, pasien telah di kursi roda dengan tenang
|
16.50
|
- Membagikan makanan
|
||||
17.00
|
- Mengoplos obat Suntikan
|
Vial
+ Nacl 10cc
|
|||
Ny.
K
|
Post
Op usu buntu, DM
|
IVFD RL 20tpm
|
17.04
|
Member
suntikan (IV) pada Ny. Saini
|
Nacl
+ Vial 10 cc
|
17.06
|
- Mengoplos obat Suntikan
|
Vial
+ Nacl 10cc
|
|||
17.10
|
Member
suntikan (IV) pada Ny. Saini
|
Nacl
+ Vial 10 cc
|
|||
17.25
|
Perawatan
eliminasi BAB pada Tn. Ro
|
BAB
coklat
|
Hari/tgli : 05 – 11 –
2014
Ruang : Kencana
Nama
klien
|
Diagnosa
|
Therapi
|
jam
|
Tindakan
|
Hasil
|
13.30
|
Timbang
terima dinas
|
||||
Tn.
T
|
DM
+ Hipertensi
|
- IVFD RL 500CC
- Amiodoron tab 3x1
- Tenapril tab 1x1
- Nitrokaf 1x1
- Apilet tab 3x1
- Nadiklovenac 2x1
- Aspar k tab 2x1
|
14.00
14.10
|
- Melepas infuse pada Tn. T
- Melepas verbeden Tn. T
- Verbeden
- Verbeden
- Verbeden
- Merapikan pasien baru datang
pada Tn.Y
|
Infuse
terlepas pasien diperbolehkan untuk pulang
Vebed
terlepas dan dimasukan kedalam bak kotor
Kamar
5
Kamar
5
Kamar
4
pasien
tenang
|
Ny.
Y
|
Post
Op kista endometrium
|
- Cepadroxol 2x1
- Metronidozol 3x1
- Asamefenamat 3x1
- B.com C 2x1
|
15.00
16.00
16.20
|
- Memberikan oksigen
- Membantu dalam
pemasangan
kateter pada Tn. Yu
- Mengukur TTV Ny. Ya
- Ny. L
- Tn. M
- Tn. T
- Tn. U
- Tn. M.Y
|
5
L/ mnt
Baik
Urine keluar 100 cc
ND
: 100/70mmHg
ND
: 85x/mnt
S
: 36 C
RR
: 25 x/mnt
ND
: 200/120mmHg
ND
: 66x/mnt
S
: 36 C
RR
: 25 x/mnt
|
-
|
16.50
|
- Mengantar makanan
|
- NT 2
- BBDJRJ 1
- BBDJRP 1
- Sonde 1
- BBDM 1
- BBRGDM 1
|
||
Tn.
N
|
SHN
|
- Nitrokaf 2,5 mg x2
- CPG 7,5mg x 1
- Aspilet 1x1
- Kalk 1x1
- NB 500 Inj 1x1
- Simuas 20 mg x1
|
17.00
|
- Memberikan obat injeksi ( IV )
pada Ny. L
- Memberikan injeksi( IV ) pada
Tn. Y
- Mengecek GDS pada Tn. U
- Memberikan insulin pada Tn. U
- Mengantar pasien keruang ICU
pada Tn. Y
|
Ranitidin
3cc
Ranitidin
3cc
294
g/dl
Tangan
sebelah kanan, 10 UI, SC
Pasien
sampai di ICU dengan selamat.
|
Ny.
L
|
Post
op OAgenusisnista
|
17.
15
|
- Membantu dalam mobilisasi
personal Hygiene pada Ny. Y
- Menggantikan pempres pada Tn. Y
- Memakaikan baju pada Ny. Y
|
||
Tn
M
|
CHF,
UAP
|
18.00
|
- Menggantikan pempres pada Tn. Y
|
||
Tn.
T
|
VES
maligna
|
- Memakaikan baju pada Ny. Y
|
Hari/tgli : 11 – 11 –
2014
Ruang : ICU
Nama
klien
|
Diagnosa
|
Therapi
|
jam
|
Tindakan
|
Hasil
|
Ny.
R
|
Recient
Anterior MCI, Dyspepsia
|
- IFVD RL 500 cc
- Ranitidine inject 2x1
- Captropil 12,5 x 2
- Esvat 20x 1
- Laxadin syr 1x1
- CPC 1x1
- Miniaspi 1x1
- ISDN 3x5mg
- Ulsafat syr 1x1
|
13.30
14.00
14.05
14.10
|
- Timbang terima dinas
- Membaca buku laporan
- Membentu dalam pemasangan
kateter
- Memonitor TTV / jam
- Membantu pasien dalam pemenuhan
nutrisi pada Ny. R
- Memberikan obat pada Ny. R
|
Pasin
2
Urine
keluar 100 cc kuning
TD
: 135/78mmHg
ND
: 90x/mnt
S
: 36 C
RR
: 18
Makanan
habis, tidak ada mual muntah.
Ulsafat
syr
|
Tn.
D
|
UAP
|
- PO Plavix 1x 7,5 mg
- Aspilet 1x 80mg
- Slivastodin 1x10mg
- Biosporol 1x5 mg
- Inj arixtra 1x 2,5mg
- Po omezaprol tab 2x 2 mg
- Aprozol 1x 0,5 mg
- Syr ulsafat 3x 15 cc
- Laxadine 3x 1cc
- Captropil 3 x 12,5 mg
|
14.15
14.20
16.00
17.00
17.10
17.20
20.00
|
- Perawatan oksigenisasi pada Ny.
R
- Perawatan infuse pada Ny. R
- Memberi obat pada Ny. R
- Eliminasi urine
- Mengganti pempres Tn. D
- Mengganti verbed dengan pasien
diatasnya pada Tn. D
- Memonitor TTV / jam Ny. R
- Memonitor TTV / jam Tn. D
|
3
L/ mnt
Infuse
lancer 20 tpm
Esvat 1 tab
Laxadine
syr 1 cc
1000
cc kuning pekat
Urine
kecoklatan kurang lebih 1000 cc
Pasien
kooperatif verbed sudah terpasang rapi
TD
: 127/87mmHg
ND
: 90x/mnt
S
: 36 C
RR
: 18
TD
: 135/78mmHg
ND
: 90x/mnt
S
: 36 C
RR
: 18
|
Hari/tgli : 20 – 11 –
2014
Ruang : Wijaya Kusuma
Nama
klien
|
Diagnosa
|
Therapi
|
jam
|
Tindakan
|
Hasil
|
13.30
|
Timbang
terima dinas
|
||||
Membaca
buku laporan
|
|||||
Tn.
T
|
Dyspepsia,
Hipertensi
|
- IFVD Nacl 0,9 %
- 02 3L/mnt
- Inj. Ondancentron 3ccx1
- Cap. OMZ 1x20mg
- Ulsafat 3x15cc
|
14.00
|
- Eliminasi BAK pada Tn. T
- Pemenuhan 02 pada Tn. T
- Mengukur TTV Tn. T
- Tn. S
- Tn. Sa
- Tn. Y
- Tn. K
- Tn. M
- Tn. G
|
700cc,
kuning pekat
3L
/ mnt
ND
: 100/70mmHg
ND
: 85x/mnt
S
: 36 C
RR
: 25 x/mnt
ND
: 200/120mmHg
ND
: 66x/mnt
S
: 36 C
RR
: 25 x/mnt
|
Tn.
M
|
UAP
|
- Po omezaprol tab 2x 2 mg
- Aprozol 1x 0,5 mg
- Syr ulsafat 3x 15 cc
- Laxadine 3x 1cc
- Captropil 3 x 12,5 mg
|
16.00
|
- Mengoplos obat
- Memberikan injeksi pada Tn. Sa
(IV)
- Mengoplos obat
- Memberikan unjeksi pada Tn. Su
- Mengoplos obat
- Memberikan unjeksi pada Tn. W
- Mengoplos obat
- Memberikan unjeksi pada Tn. G
- Mengoplos obat
- Memberikan unjeksi pada Tn. Sr
|
Furosemid
10 cc
OMZ
2x1amp drip primperan
Drip
lexoflaxoline inj prosogan 10 cc
Inj.
Cefriaxone + Nacl 10cc
Inj.
Inj. Cefriaxone + Nacl 10cc
|
Tn.
S
|
DM
Type II
|
- IFVD 120 tpm
- Inj. Cefoperazon 3 x 1
- PCT 3x1
- Curcuma 3x1
- Ulsafat 3x1
- Hepabalmce 3x1
|
17.00
|
- Mengecek GDS Tn. Sr
- Mengecek GDS Tn. Su
- Menyuntik insulin SC Tn. Su
- Menyuntik insulin SC Tn. Sr
- Mengambil tabung oksigen
|
246
mg/ul
2014
mg/ul
8
UI
10
UI
1
tabung sendirian
|
Tn.
M
|
Dyspepsia,
Hipertensi
|
- IFVD RL 20 tpm
- Inj. Prosogan 2x1 amp
- Inj. Ondansentran 3 x 1 amp
- P.O captropil 12mgx1
- Inpepsa 3x1
|
- Mengganti transfuse darah Tn.
Sa
- Nebulizer Tn. W
- Melepas infuse Tn. Sr
- Perawatan Infus
- Mengoplos obat
- Memberikan unjeksi pada Ny. Sa
|
Golongan
darah a
Ventolin
1 ampu;, sesak berkurang
9
pasien lancar tetesan sesuai laporan
Prosogan
30 mg + Nacl 10 cc
|
|
Tn.
Sr
|
Hipertensi
|
- IFVD Nacl 0,9 %
- Inj. Ceftriaxone 2x2gr
- Injciprofloxacine 2 x 100 mg
- PO. Paracetamol 3x 500 mg
- Caco3 2x1
- Biknat 3x1 tab
|
19.00
20.00
|
- Mengoplos obat
- Memberikan unjeksi pada Tn. Su
(IV )
- Mengoplos obat
- Memberikan unjeksi pada Tn (IV)
- Membantu dalam pemasangan
infuse Tn. W
- Membantu dalam pemasangan
infuse Tn. S
- Perawatan trafusi darah Tn. Sa
|
Prosogan
30mg + static miopromadl 5cc
RL
20 tpm
RL
20 tpm
|
Hari/tgl: 23-11 2014
Ruang : Dahlia
Nama
klien
|
Diagnosa
|
Therapi
|
jam
|
Tindakan
|
Hasil
|
13.30
|
Timbang
terima dinas
|
||||
Membaca
buku laporan
|
|||||
Ny.
T
|
Dyspepsia,
Hipertensi
|
- IFVD Nacl 0,9 %
- 02 3L/mnt
- Inj. Ondancentron 3ccx1
- Cap. OMZ 1x20mg
- Ulsafat 3x15cc
|
14.00
15.30
|
- Eliminasi BAK pada Ny. T
- Pemenuhan 02 pada Ny. T
- Mengukur TTV Ny.T
- Ny. S
- Ny. Sa
- Ny. Y
- Ny. K
- Ny. M
- Ny. G
|
700cc,
kuning pekat
3L
/ mnt
ND
: 100/70mmHg
ND
: 85x/mnt
S
: 36 C
RR
: 25 x/mnt
ND
: 200/120mmHg
ND
: 66x/mnt
S
: 36 C
RR
: 25 x/mnt
|
Ny.
M
|
UAP
|
- Po omezaprol tab 2x 2 mg
- Aprozol 1x 0,5 mg
- Syr ulsafat 3x 15 cc
- Laxadine 3x 1cc
- Captropil 3 x 12,5 mg
|
16.20
|
- Mengoplos obat
- Memberikan injeksi pada N. Sa
(IV)
- Mengoplos obat
- Memberikan unjeksi pada Ny. Su
- Mengoplos obat
- Memberikan unjeksi pada Ny. W
- Mengoplos obat
- Memberikan unjeksi pada Ny. G
- Mengoplos obat
- Memberikan unjeksi pada Ny. Sr
|
Furosemid
10 cc
OMZ
2x1amp drip primperan
Drip
lexoflaxoline inj prosogan 10 cc
Inj.
Cefriaxone + Nacl 10cc
Inj.
Inj. Cefriaxone + Nacl 10cc
|
Ny.
S
|
DM
Type II
|
- IFVD 120 tpm
- Inj. Cefoperazon 3 x 1
- PCT 3x1
- Curcuma 3x1
- Ulsafat 3x1
- Hepabalmce 3x1
|
17.00
|
- Mengecek GDS Ny. Sr
- Mengecek GDS Ny. Su
- Menyuntik insulin SC Ny. Su
- Menyuntik insulin SC Ny. Sr
- Mengambil tabung oksigen
|
246
mg/ul
2014
mg/ul
8
UI
10
UI
1
tabung sendirian
|
Ny.
M
|
Dyspepsia,
Hipertensi
|
- IFVD RL 20 tpm
- Inj. Prosogan 2x1 amp
- Inj. Ondansentran 3 x 1 amp
- P.O captropil 12mgx1
- Inpepsa 3x1
|
19.00
|
- Mengganti transfuse darah Ny.
Sa
- Nebulizer Ny. W
- Melepas infuse Ny. Sr
- Perawatan Infus
- Mengoplos obat
- Memberikan unjeksi pada Ny. Sa
|
Golongan
darah a
Ventolin
1 ampu;, sesak berkurang
9
pasien lancar tetesan sesuai laporan
Prosogan
30 mg + Nacl 10 cc
|
Ny.
Sr
|
Hipertensi
|
- IFVD Nacl 0,9 %
- Inj. Ceftriaxone 2x2gr
- Injciprofloxacine 2 x 100 mg
- PO. Paracetamol 3x 500 mg
- Caco3 2x1
- Biknat 3x1 tab
|
20.00
|
- Mengoplos obat
- Memberikan unjeksi pada Ny. Su
(IV )
- Mengoplos obat
- Memberikan unjeksi pada Ny (IV)
- Membantu dalam pemasangan
infuse Ny. W
- Membantu dalam pemasangan
infuse Ny. S
- Perawatan trafusi darah Ny. Sa
- Mengambil darah Ny. Y
- Melakukan skin test Ny. G
- Mengganti perban ulkus DM
|
Prosogan
30mg + static miopromadl 5cc
RL
20 tpm
RL
20 tpm
3
cc
Negative
Kaki
kanan
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar